Mendakap Takdir
Oleh: Djohan bin Abdul Rahman
terkadang cemburu itu benar
hadir mengasak berkali-kali
merobek rapuh hati ini
mengelar tanpa belas
menghenyak tanpa ihsan
dan kerna apa?
kerna putih tampak warnamu
putih yang bertaut suci
yang sekali gus mengangkat darjat kudrat
menebar semacam keindahan
putih yang tiada tolok tandingnya
bersih hati
kudus jiwa
sakral raga tidak terperi
namun hitam warnaku bukan bererti hitam nuraniku
baiknya hati budi bukan ditentu rona yang menjengah
hitamku mampu berdiri sama tinggi
duduk seserambi
malangnya ... menurut mereka
hitam bukan putih: hitam tetap hitam
sempat aku mengeluh...
hitam melapik ketelusan hajat
menyelindung ketulusan niat
menyembunyi kesucian hasrat
arkian ... kudakap takdir ini
cuma perlu ingat
tanggapan yang disemai hari ini
perlu digendong cucu-cicitku pada masa mendatang
Tiada ulasan:
Catat Ulasan