Ahad, 18 Mei 2025

AKAR YANG TAK TERLIHAT

 Akar yang Tak Terlihat

T. K Kelly Gincho



Mereka berjalan di antara debu

menjadi akar yang menyulam bumi

diam-diam mengikat waktu

menahan ribut dalam peluh yang mengalir


Tiada mahkota menghiasi kepala

hanya bayang yang melekat di dinding pagi

menganyam sunyi menjadi kekuatan

menyulam hidup di celah-celah luka yang tersembunyi


Tangan mereka adalah daun-daun yang gugur

jatuh tanpa suara ke tanah yang lapang

menyuburkan tanah yang tidak pernah mereka miliki

membiarkan jiwa berakar di bawah langkah-langkah yang berat


Mata mereka memandang jauh ke langit

terus berdiri walau badai membelah malam

kerana hidup bukan soal tawa tapi bertahan

Mereka tidak berharap diabadikan 

cukup hanya suara kecil yang berkata

“Terima kasih akar bumi

yang tak terlihat tapi selalu ada.”

TULANG BELAKANG WAKTU

 Tulang Belakang Waktu

Karya: Kims Diwa


Di pagi yang belum menyinar

bunyi cerek dapur bersahut dari rumah setinggan

tapak kaki menyentuh tanah basah

di luar pagar sekolah anak

tangan ayah mengangkat subuh dengan cangkul.


Jari kuli memegang mimpi

bukan lagi pada gaji bulan

tetapi pada kasut sekolah yang koyak

dan kopi pagi yang selalu basi

di stesen minyak luar kota.


Setiap kerja ialah doa diam

dilakar pada leher berpeluh

di atas bumbung bawah tanah di jalanan

bukan untuk bangga

tetapi agar dapur terus menyala.


Tak siapa kisah nama mereka

tapi lif pejabat bergerak kerana mereka

tayar lori sawah padi mesin di kilang

didorong oleh urat yang jarang direhatkan

dan hati yang selalu kalah untuk berhenti.


Jika esok dunia terbakar

mereka tetap datang bekerja

sebab bukan upah yang mereka cari

tetapi harga diri yang tak dijual beli

di pasar borong atau dalam bajet menteri.


Mereka tidak mahu disanjung

mereka hanya mahu dikenang dengan adil

kerana setiap peluh mereka titipkan

adalah titisan sejarah  tidak tercatat

tapi menggerakkan dunia tanpa suara.


Bila mesin mati dan pejabat sunyi

suara merekalah yang masih menggema

bukan dalam pidato atau surat khabar

tetapi dalam roti yang kita jamah

dan dalam jalan yang kita lalui setiap pagi.



Telupid, Sabah, Malaysia

16 Mei 2025

TITISAN SUNYI

Titisan Sunyi Karya: Bunga Melor Rintik-rintik hujan, iringi kamar hati sunyi tanpa teman bicara. Senyum kuukir kutatap hujan di jendela sep...

Carian popular