Rabu, 5 Februari 2025

Di Balik Altar Sang Lentera

 Di Balik Altar Sang Lentera

Oleh: Agustina Rahman

 

Kala embun berbisik lirih di pelukan dedaunan
Mentari enggan menyapa cakrawala
Lentera ilmu menari, berdansa, dalam ritme waktu
Di bawah altar kecil namun penuh doa dan asa

 

Lentik jemari menyulam hidangan fajar
Melukis cahaya fajar dengan kehangatan kasih
Penganan lembut berselimut selai rindu
Menjadi bekal tak tampak, namun penuh makna

 

Di sudut meja, pena dan buku bercakap
Menyulam mimpi-mimpi anak negeri dalam sunyi
Letih merayap seperti bayang malam
Namun jiwanya bergemuruh laksana guntur di medan laga

 

Syal kabut fajar membelai jendela beku
Namun ia berdiri, teguh bak mercusuar dalam kelam
Menggenggam asa di antara detak waktu yang terbenam
Sebab hidupnya adalah doa yang terus meniti semesta

 

"Untuk apa semua ini?" bisiknya pada cermin berdebu
Bayangan tersenyum lirih, berkata tanpa suara
"Untuk mimpi yang kutanam di jiwa anak bangsa
Mereka melukis langit lebih megah dari cahaya fajar"

 

Dengan langkah tegap menjauh dari altar
Menapaki jalan yang basah oleh embun sisa malam
Pahlawan sunyi tanpa mahkota megah
Menyulam cahaya untuk pagi yang masih terlelap dalam kelam

 

Makassar,25 Januari 2025

Bionarasi


Hj. Agustina, S.Pd., M.Pd.  Lahir di Lemoa, Kab. Gowa Sulawesi Selatan, 10 Agustus 1975. Pendidikan terakhir S2 di Universitas Muhammadiyah Makassar. Mengajar di MAN 2 Kota Makassar. Fasilitator Provinsi PKB Guru mapel Bahasa Indonesia 2021-2024 dan Penulis Modul PKB Guru 2023 pada Kementerian Agama

Mencium Baitullah

 MENCIUM BAITULLAH

Jalal Rebong

(Puisi ini ditulis untuk Aisyah seorang Guru Pelosok)

 


Kutambatkan hati,

berlabuh di dermagamu

karena engkau adalah

doa terakhir dunia akhirat

 

Oh, Aisyah?

Didekap batu baitullah ikrarmu terpahat:

atas nama cinta menetes dalam

larutan kalbu bersemayam

bersama aortaku didih

terpancar di balutan senyum tipis

engkau tak pernah mengeluh saat bahagiamu berubah derita

 

Di atas sejadah aku bersujud

bermunajat kepadaMu Tuhan

berlayar melewati badai

berharap doa-doaku sampai

 

Kini ...

pulau asa terpandang mata

gerombolan badai telah terlewati

Dan ...

sebentar lagi kita sampai

di pulau penuh harap

 

Aisyah,

semoga bahagiamu terkabul atas doaku

 


 Nama Jalal Rebong biasa dipanggil Rifli Balamakin. Alumni jurusan Bahasa dan sastra Indonesia pada Universitas Muhammadiyah Kupang – NTT ini, sejak dibangku SMA sudah tertarik dengan dunia sastra. Beliau berprofesi sebagai guru pada SMAN 1 Ile Ape. Bersama siswa-siswanya telah melahirkan berbagai karya sastra khususnya puisi dalam buku antologi puisi yang diterbitkan oleh PT Nyalanesia pada Tahun 2022 dan 2023. 

TITISAN SUNYI

Titisan Sunyi Karya: Bunga Melor Rintik-rintik hujan, iringi kamar hati sunyi tanpa teman bicara. Senyum kuukir kutatap hujan di jendela sep...

Carian popular