Selasa, 24 Jun 2025

DOA YANG LURUH BERSAMA HUJAN

 Doa yang Luruh Bersama Hujan

Karya: Agustina Rahman


Di senja yang menggigil dalam kelam

Langit bersujud menyibak tabir anugerah

Dalam rintik sunyi hujan turun perlahan

Seperti mantra yang luruh dari langit


Aku bersila di ambang jendela

Mengulum sunyi dalam mangkuk telapak

Setiap tetes kuterjemah jadi syair

Setiap gemericik adalah luka tanpa nama 


Ada nama yang kuluruhkan bersama hujan

Nama yang tak lagi kuseru dengan suara

Tapi kusulam dalam tabah yang retak

Langit mafhum, doa tak perlu aksara


Hujan memandikan luka-luka senja

Menyeka debu di urat harapan yang nyaris layu

Dan aku sehelai hati yang patah

Menjadi tanah bagi rindu di tanah sunyi


Tuhan, Jika suara hati bisa Kau dengar 

Dengarlah bisikku dari rerintik rindu

Sebab telah kutulis doaku pada daun

Yang Kau titipkan pada angin pengembara


Makassar, 23 Juni 2025


BIONARASI

Hj. Agustina, S.Pd., M.Pd.  Lahir di Lemoa, Kab. Gowa Sulawesi Selatan, 10 Agustus 1975. Pendidikan terakhir S2 di Universitas Muhammadiyah Makassar. Mengajar di MAN 2 Kota Makassar. Fasilitator Provinsi PKB Guru mapel Bahasa Indonesia 2021-2024 dan Penulis Modul PKB Guru 2023 pada Kementerian Agama. Antologi Cerita Mistis/Horor (2024), Novel Sepenggal Kisah Kehidupan (2024),  Pentigraf Kanvas Kata Penuh Warna (2024), Antologi Jejak Masa Riuh Kenangan (2025), Penulis Antologi Sumbangsih Pemikiran Para Penulis Indonesia Maju, dan aktif menulis Puisi dan Cerpen di Blog KGS.


TERHANTUK HUJAN PETAKA

 Terhantuk Hujan Petaka

Karya: Muhammad Shukri Amin Bin Maarif

Ranting kering berjatuhan

senada alunan rintihan hujan

di setiap kayuhan, tayar menampar diri

laluan yang tenang menjadi kelam sekali

berapa kali jatuh ke neraca ketidakadilan

namun kaki tetap akur memutar roda kehidupan.


Gelung-gelung masa menyinggah 

kala tersembam ujian ini membaham jiwa

hasad, iri bersulam benci

tandus dan gersang bibir menutur kata 

putus terpaksa harapan yang nyata

biarlah, aku suluhkan harap pada ihsan Tuhan sahaja.


Kampung Penangah, Sabah

24.6.2025

TITISAN SUNYI

Titisan Sunyi Karya: Bunga Melor Rintik-rintik hujan, iringi kamar hati sunyi tanpa teman bicara. Senyum kuukir kutatap hujan di jendela sep...

Carian popular