Rabu, 29 Januari 2025

Panggilan Lima Waktu

 PANGGILAN LIMA WAKTU

Tarmizi



Lena tebuai selimut kehangatan

Dalam kantuk enggan tuk terbangun

abaikan seruan di penghujung pagi

Panggilan lembut sang ilahi


Siang kian menjelang ditengah keramaian

Kembali Iman teruji dunia yang penuh kesibukan

Waktu terus berlalu tanpa kepastian

Kekosongan jiwa meronta penuh beban


Sang fajar pula kian meredup

Antara jiwa yang sibuk mencari hidup

Kembali terabaikan seruan lembut

Keluh kesah hati yang kelam berkabut


Namun yang berlalu enggan tuk menunggu

Perantara tumpukan semakin membeku

Merenungi hidup kemanakah arah

Dibaluti nafsu jiwa yang resah


Mentuda, 28 januari 2025


BIONARASI

Tarmizi. kelahiran berdarah melayu Kepulauan Riau. Seorang pemuda dengan perjuangan tinggi. Bercita-cita ingin menjadi seorang motivator dan seorang puitis. Mengikuti event puisi dan quotes sambil belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan lebih banyak lagi.

TERBAYAR TUNTAS

 TERBAYAR TUNTAS

Syahrul Ramadhan



Rindu…

Kutempuh jalan berliku dari Semarang, Jogja, hingga Cirebon, seperti daun terhempas angin yang mencari pelukan.

Hujan deras menghunjam tubuhku, tapi tak mampu memadamkan nyala rindu ini.

Dari Senin pagi hingga malam merekah, aku hanyut dalam perjalanan, demi membayar hutang pertemuan.


Kau menyambutku di ambang pintu, senyummu bak mentari usai badai.

Hangatnya mengalir ke seluruh tubuhku, mengusir dingin yang menggigit seperti bayang kelabu.

Matamu, cermin langit subuh, menenangkan riak-riak rindu yang menggelegak di dadaku.

Dan wajahmu seperti hujan pertama di tanah kering, melenyapkan dahaga pertemuan.


Bukankah sudah pernah kubisikkan tentang pertemuan ini?

Janji yang kuikat seperti benang merah di pergelangan, akhirnya kucairkan menjadi nyata.

Kita duduk bersama, bertukar cerita seperti burung-burung yang riuh di pagi hari.

Canda dan tawa kita, nyaring bagai lonceng yang berdentang, mengusir hening.

Aku melihatmu, dan kau menatapku, membuat waktu seolah lenyap di antara jarak dan ruang.


Rindu ini, seperti senja yang akhirnya bertemu malam, telah terbayar lunas.

Namun, kepergian esok adalah badai baru, yang menunggu di ufuk langit.


Indramayu, 27 Januari 2025





BIONARASI


Syahrul Ramadhan, seorang sarjana lulusan Sastra Indonesia yang memiliki minat dan dedikasi dalam bidang bahasa, sastra, dan pendidikan. Mencoba menuangkan isi pikiran dan menyampaikan pesan melalui tulisan. Nomor Whatsapp 08989597531

TITISAN SUNYI

Titisan Sunyi Karya: Bunga Melor Rintik-rintik hujan, iringi kamar hati sunyi tanpa teman bicara. Senyum kuukir kutatap hujan di jendela sep...

Carian popular