Rabu, 29 Januari 2025

TERBAYAR TUNTAS

 TERBAYAR TUNTAS

Syahrul Ramadhan



Rindu…

Kutempuh jalan berliku dari Semarang, Jogja, hingga Cirebon, seperti daun terhempas angin yang mencari pelukan.

Hujan deras menghunjam tubuhku, tapi tak mampu memadamkan nyala rindu ini.

Dari Senin pagi hingga malam merekah, aku hanyut dalam perjalanan, demi membayar hutang pertemuan.


Kau menyambutku di ambang pintu, senyummu bak mentari usai badai.

Hangatnya mengalir ke seluruh tubuhku, mengusir dingin yang menggigit seperti bayang kelabu.

Matamu, cermin langit subuh, menenangkan riak-riak rindu yang menggelegak di dadaku.

Dan wajahmu seperti hujan pertama di tanah kering, melenyapkan dahaga pertemuan.


Bukankah sudah pernah kubisikkan tentang pertemuan ini?

Janji yang kuikat seperti benang merah di pergelangan, akhirnya kucairkan menjadi nyata.

Kita duduk bersama, bertukar cerita seperti burung-burung yang riuh di pagi hari.

Canda dan tawa kita, nyaring bagai lonceng yang berdentang, mengusir hening.

Aku melihatmu, dan kau menatapku, membuat waktu seolah lenyap di antara jarak dan ruang.


Rindu ini, seperti senja yang akhirnya bertemu malam, telah terbayar lunas.

Namun, kepergian esok adalah badai baru, yang menunggu di ufuk langit.


Indramayu, 27 Januari 2025





BIONARASI


Syahrul Ramadhan, seorang sarjana lulusan Sastra Indonesia yang memiliki minat dan dedikasi dalam bidang bahasa, sastra, dan pendidikan. Mencoba menuangkan isi pikiran dan menyampaikan pesan melalui tulisan. Nomor Whatsapp 08989597531

Tiada ulasan:

HUJAN, KOPI DAN KENANGAN

 Hujan, kopi dan kenangan. Karya: Iza Iman Tatkala dinihari fajar menyinsing hujan renyai-renyai mencium alam rasa karar membelai jiwa memel...

Carian popular