Kopi Hujan dan Pulang
Karya: Muhammad Shukri Amin Bin Maarif
Pahit langkah rindu mencengkam
lampu kemarahan marak terseksa
ada gula tapi kelat mati rasa
persoalan tentang dia usah berteka
kopi dipuncak bayangan sekadar peta.
Saat akal hilang bergetar
Jendela hujan terbuka sebentar
bisakah cinta lain menumpang bersama
lama terfikir apakah sesat itu bahagia
angin yang kelamaan hilang segarnya
nyawa tidak lagi indah.
Pulanglah ke sarang
senja pun tahu bertemu tenang
jiwamu perlu mencari sederhana
Ke mana pun angin lari bersama
hati ini masih menaruh sanubari setia.
Kampung Penangah, Sabah
28.6.2025
Tiada ulasan:
Catat Ulasan