DETIK PROKLAMASI
Oleh Syahrul Ramadhan
Saat pagi datang, mentari sujud di Pegangsaan,
menyibak kabut seribu tahun penjajahan.
Sukarno bersabda, suara jadi pedang,
Hatta mengamini, tenang seperti samudra.
Merah putih mulai naik ke langit,
bukan sekadar kain, melainkan sayap malaikat.
Merah darah, putih jiwa,
membawa nusantara terbang menuju cahaya.
Merdeka!
Detik itu bukan sekadar sejarah,
melainkan zikir panjang nusantara,
jiwa kembali pada Tuhannya.
Tangerang, 18 Mei 2025
BIONARASI
Syahrul Ramadhan, pegiat dalam bidang bahasa, sastra, dan pendidikan.