Khamis, 30 Januari 2025

Risalah Rindu

 ~ Risalah Rindu ~

Oleh: Umi Hanin


Kukumpulkan serpihan malam

Tempat jejak langkahmu menjadi nyala rembulan yang terlambat

Aku dengar suaramu di balik sunyi

Mengalun pelan, seperti doa yang tak selesai diucapkan


Jika kau lukai malam dengan pertanyaan

Aku memintal jawab dalam riuhnya bintang-bintang

Sebab cinta tak butuh kelas

Tak pula memerlukan musim untuk menanam maknanya


Aku melihatmu dari sudut rahasia

Di mana taman itu penuh air mata yang menjelma embun

Jangan malu pada kelam yang tumpah

Sebab ia hanya peluk hangat surga yang tertunda


Bukit lanta telah menjadi saksi

Setiap bisikan yang terpendam

Setiap luka yang kau bungkus

Dengan helai keyakinan


Aku datang bukan untuk mendongak

Tapi menunduk pada keteguhan yang kau simpan

Meski kayuh biduk itu rapuh

Dan samudra memekik dalam amarah senyap


Di tangga kelima itu, aku akan berdiri

Tanpa prasangka, tanpa ragu

Menyeka setiap perih yang kau titipkan pada langit

Dan menjadikannya bait terakhir dari kisah yang kita titipkan pada waktu


Jangan takut menjadi penyair

Sebab puisi-puisimu adalah nyanyian jiwa yang abadi

Dan meski aku bukan Tuhan yang kau panggil

Aku akan tetap berdiri

Menjadi saksi bagi setiap langkah yang kau titipkan pada semesta


Tangerang, 28 Januari 2025




Bionarasi:

Umi Hanin, perempuan kelahiran 22 Juni di Tangerang dan menetap di kota yang sama. Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pernah belajar di KMO Batch 52, kelas puisi Asqa Imagination School (AIS) dan Ruang Kata (RK).

Tiada ulasan:

TITISAN SUNYI

Titisan Sunyi Karya: Bunga Melor Rintik-rintik hujan, iringi kamar hati sunyi tanpa teman bicara. Senyum kuukir kutatap hujan di jendela sep...

Carian popular