~ Risalah Rindu ~
Oleh: Umi Hanin
Kukumpulkan serpihan malam
Tempat jejak langkahmu menjadi nyala rembulan yang terlambat
Aku dengar suaramu di balik sunyi
Mengalun pelan, seperti doa yang tak selesai diucapkan
Jika kau lukai malam dengan pertanyaan
Aku memintal jawab dalam riuhnya bintang-bintang
Sebab cinta tak butuh kelas
Tak pula memerlukan musim untuk menanam maknanya
Aku melihatmu dari sudut rahasia
Di mana taman itu penuh air mata yang menjelma embun
Jangan malu pada kelam yang tumpah
Sebab ia hanya peluk hangat surga yang tertunda
Bukit lanta telah menjadi saksi
Setiap bisikan yang terpendam
Setiap luka yang kau bungkus
Dengan helai keyakinan
Aku datang bukan untuk mendongak
Tapi menunduk pada keteguhan yang kau simpan
Meski kayuh biduk itu rapuh
Dan samudra memekik dalam amarah senyap
Di tangga kelima itu, aku akan berdiri
Tanpa prasangka, tanpa ragu
Menyeka setiap perih yang kau titipkan pada langit
Dan menjadikannya bait terakhir dari kisah yang kita titipkan pada waktu
Jangan takut menjadi penyair
Sebab puisi-puisimu adalah nyanyian jiwa yang abadi
Dan meski aku bukan Tuhan yang kau panggil
Aku akan tetap berdiri
Menjadi saksi bagi setiap langkah yang kau titipkan pada semesta
Tangerang, 28 Januari 2025
Bionarasi:
Umi Hanin, perempuan kelahiran 22 Juni di Tangerang dan menetap di kota yang sama. Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pernah belajar di KMO Batch 52, kelas puisi Asqa Imagination School (AIS) dan Ruang Kata (RK).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan